BELAJAR DARI PERPUSTAKAAN BAIT AL-HIKMAH

By Admin Warta Kominfo 26 Mar 2024, 10:01:29 WIB Dunia Islam
BELAJAR DARI PERPUSTAKAAN BAIT AL-HIKMAH

JENDELA RAMADHAN (11)

DR.Aco Musaddad HM.

Kadis Kominfo SP Polewali Mandar dan Pengurus Dewan Mesjid (DMI) Polewali Mandar.

Baca Lainnya :


BELAJAR DARI PERPUSTAKAAN BAIT AL-HIKMAH 

Bait al-Hikmah merupakan salah satu perpustakaan terbesar yang pernah ada di dunia. Perpustakaan ini dibangun pada abad ke-8 oleh Khalifah Harun al-Rasyid. Bait al-Hikmah menjadi pusat lahirnya peradaban Islam, pusat ilmu pengetahuan, yang kemudian mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan di barat.

Peradaban Islam tercatat pernah mengalami puncak kejayaan dari tahun 750 hingga 1258 Masehi. Saat itu, aktivitas pengkajian, penelitian, penerbitan, penerjemahan, dan pengembangan ilmu pengetahuan aktif dilakukan di pusat-pusat peradaban Islam seperti Baghdad, Damaskus, Cairo, hingga Cordoba. Dalam Wikipedia dijelaskan, Perpustakaan Bait al-Hikmah didirikan oleh Khalifah Harun Ar-Rasyid dan mencapai puncaknya dimasa  kepemimpinan putranya, Khalifah al-Ma'mum yang berkuasa pada 813-833 M,  yang mana perpustakaan ini disematkan sebagai usahanya. al-Ma'mun juga diakui usahanya dalam memunculkan banyak ilmuan terkenal untuk saling membagi informasi.

Perpustakaan Bait al-Hikmah memiliki peran yang luar biasa dalam kemajuan peradaban Islam. Hasil penelitian menunjukkan, pada masa Dinasti Abbasiyah, Baitul Hikmah memiliki peran sebagai perpustakaan, Observatorium, biro penerjemahan, lembaga pendidikan tinggi Islam, dan pusat ilmu pengetahuan.

Adapun perannya  yang sangat berpengaruh adalah: 

PERTAMA: PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN. Salah satu peran Perpustakaan Bait al-Hikmah adalah melahirkan ilmuwan-ilmuwan Islam yang terkenal seperti Al-Farabi, Al-Ghazali, Al-Kindi, Al-Khawarizmi, dan al-Battani.

Di era Khalifah al-Ma'mun (813-830 M) menganggarkan  proyek penerjemahan teks kuno di Bait al-Hikmah dengan anggaran yang cukup besar. Selain itu bait Hikmah dijadikan Perguruan Tinggi dan dibangun laboratorium khusus mengobservasi binatang. Karya besar yang dilahirkan Bait al-Hikmah banyak di bidang kedokteran,  filsafat, matematika, ilmu bumi dan astrologi. Beberapa karya terkenal yang lahir di Bait al-Hikmah diantaranya kitab al-Jabar wal muqabala Karya Al-Khawarizmi yang berisikan tentang al -Jabar, persamaan kuadrat, geometri. Selain itu ada kitab al- Hiyal karya Banu Musa bersaudara yang membahas mengenai ilmu mekanik, al-Hayawan karya al-Jahiz yang membahas tentang zoologi. Selain itu melalui ilmuan Bait al-Hikmah mereka menemukan susunan peta bumi yang merupakan prestasi yang luar biasa di masa keemasan Islam sebagai pusat ilmu pengetahuan.

KEDUA: PUSAT PERTEMUAN BAHASA DAN BUDAYA.

Salah satu peran utama Bait al-Hikmah adalah terdapatnya bidang yang menangani khusus penerjemahan manuskrip, bahkan ada yang ditugaskan untuk mencari manuskrip dari berbagai wilayah. Dan Bait al-Hikmah paling aktif melakukan penerjemahan dari berbagai bahasa, penerjemahan dari bahasa Yunani, Hindi (India), Aram (Semitik), Suryani (Suriah), China, Ibrani, Latin, dan Persia. Gerakan penerjemahan di Bait al-Hikmah ini ikut memicu percampuran budaya dari berbagai belahan dunia.

Dilansir dari Muslim Heritage, para penerjemah banyak didatangkan dari kalangan sarjana Kristen Suriah, Kristen Nestorian, Yahudi, Persia dan India. Karya-karya  yang diterjemahkan pada umumnya adalah karya filosof Yunani seperti, Phyatagoras, Plato, Aristoteles, Hippocrates, Dioscorides, Euclid, Plotinus dan Galen. Ada juga karya-karya Ilmuan India seperti Arybhata, Brahmagupta, Charaka, dan Sushruta.

KETIGA: PERGURUAN TINGGI. Bait al-Hikmah tidak hanya berfungsi sebagai perpustakaan tetapi juga sebagai pusat kegiatan belajar mengajar. Khalifah Ma'mun menjadikannya sebagai akademi pertama yang dikepalai oleh Yahya ibn Musawaih sebagai ketua kedua akademi yang berlokasi di Baghdad, hingga akhirnya Bait al-Hikmah berkembang menjadi Perguruan Tinggi yang kemudian membuka beberapa jurusan. Bait al-Hikmah dimasanya tidak hanya menerjemahkan buku-buku luar, tetapi para ilmuwan Bait al-Hikmah melakukan penelitian yang dibiayai oleh khalifah yang kemudian disimpan sebagai koleksi perpustakaan.

Dalam konteks Indonesia, sebaiknya pengelolaan perpustakaan dapat merujuk pada pengelolaan Perpustakaan Bait al-Hikmah, yang memiliki peran yang luar biasa. Perpustakaan tidak hanya dijadikan tempat menyimpan buku, tapi sebagai pusat riset, pusat kebudayaan dan lain-lain. Dengan demikian keberadaan perpustakaan dapat menjadi pusat perkembangan ilmu pengetahuan.


#Disadur dari berbagai sumber.




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook