50 Orang Tim Sar Gabungan Terus Lakukan Pencarian Terhadap Korban Akibat Banjir Bandang

By Admin Warta Kominfo 21 Mar 2023, 10:53:25 WIB Sekitar Kita
50 Orang Tim Sar Gabungan Terus Lakukan Pencarian Terhadap Korban Akibat Banjir Bandang

Keterangan Gambar : Sebanyak 50 orang yang tergabung dalam Tim SAR Gabungan melakukan pencarian terhadap dua orang santri di Pondok Pesantren Ahlul Qur


Warta Kominfo SP, Polewali Mandar - Sebanyak 50 orang yang tergabung dalam Tim SAR Gabungan melakukan pencarian terhadap dua orang santri di Pondok Pesantren Ahlul Qur'an, Desa Basseang, Kecamatan Anreapi yang terseret arus akibat bencana alam banjir bandang, yang terjadi pada Senin Malam, 20 Maret 2023.

Baca Lainnya :


Ibrahim selaku Dantim di lapangan menjelaskan, hingga hari kedua pencarian terhadap korban akibat bencana banjir terus dilakukan dengan menurunkan tiga tim, dengan jumlah personel sebanyak 50 orang.

“Proses pencarian hari kedua, kami melaksanakan pencarian bersama Tim SAR Gabungan untuk menyisir daerah lokasi kejadian hingga muara sungai. Untuk korban ada dua, atas nama Mufli dan Muhammad Irsyad masing-masing 13 tahun, Mufli asal Kecamatan Matakali dan Muhammad Irsyad asal dari Kecamatan Campalagian. Titik pencarian mulai dari lokasi kejadian, Tim Pertama menyusur dari lokasi kejadian hingga titik temu diantara muara hingga titik lokasi dan Tim Dua dari muara ke arah lokasi dan pertemuannya di titik tengah lokasi kejadian dan untuk Tim Tiga melakukan penyusuran melakukan, menggunakan perahu karet. Personil yang turun ada kurang lebih 50 orang dari Tim SAR Gabungan,” jelasnya.

Selanjutnya, Pimpinan Pondok Pesantren Ahlul Qur'an Polewali Mandar, Dr. H. Mujahid, LC, MA berharap santri yang terseret arus banjir bandang dapat segera ditemukan dan pondok pesantren dapat segera dibenahi dan direlokasi ke tempat yang lebih baik.

“Kami di Pondok Pesantren Ahlul Qur'an, Senin malam habis Magrib, habis makan malam, jelang sholat Isya datang banjir besar, sangat mendadak sekali. Rencananya habis Magrib kami mau rapat, sehingga kami semua berkumpul di pondok ini, dan tiba-tiba datang air dan anak-anak tidak sempat menyelamatkan diri. Tanpa membawa apa-apa, kecuali badannya sendiri dengan cara, ada yang panjat naik ke gunung, ada yang menyeberang ke daerah dataran tinggi. Diawali dengan mati lampu karena kabel yang mengarah ke Pesantren ini dihantam oleh banjir bandang putus, sehingga di sini mati lampu. Sejak kami dirikan pesantren ini selama 10 tahun, tidak pernah terjadi banjir besar, biasanya hanya terjadi di bantaran sungai,” jelasnya.

Tim Warta Kominfo SP Polewali Mandar




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook