- Rakor Reforma Agraria 2024, Wujudkan Penataan Akses Kepemilikan Tanah
- Pimpin Apel Pamong Praja, Kadis Kominfo SP Polman Sampaikan Penghargaan yang Dicapai 2023/2024.
- Telah Terselenggara Penetapan Perolehan Kursi dan Calon Terpilih DPRD Polman 2024
- 527 Calon Jamaah Haji Kabupaten Polman Siap Diberangkatkan
- Pakaian Adat Khas Polewali Mandar, Mewarnai Upacara Peringatan Hardiknas 2024
- Workshop Musik Daerah Bangun Kreativitas Melalui Musik Tradisional di Polman
- Cegah Pernikahan Dini, Sosialisasi Pencegahan Pernikahan Anak
- Peringati Hardiknas 2024, Disdikbud Polman Gelar Jalan Santai
- Pj. Bupati Polewali Mandar Mendapatkan Apresiasi Kinerja Triwulan I dari Tim Evaluator Kemendagri.
- Launching Tahapan Pilkada 2024 Polman, Menuju Pemilihan yang Demokratis dan Berkualitas
499 Nakes RSUD Polewali Telah Divaksin, 30 Menit Post Vaksinasi Tidak Ditemukan Gejala Berat
Warta KominfoSP, Polewali Mandar - Sebanyak 499 tenaga kesehatan RSUD Polewali telah menjalani vaksinasi COVID-19 dan 30 menit setelah vaksinasi tidak ditemukan efek samping gejala berat.
Baca Lainnya :
- 1.199 Nakes Termasuk Pejabat Publik Telah Menjalani Vaksinasi COVID-190
- Hari Keempat Setelah Launching, 363 Nakes Jalani Vaksinasi COVID-190
- 187 Orang Nakes ditiga Faskes Menerima Vaksinasi0
- Hari Kedua Pasca Launcing, 62 Nakes Berhasil Jalani Vaksinasi Covid-190
- BPN Helat Sosialisasi PTSL Berbasis Digital0
Dr. Anita ,
Direktur RSUD Polewali, menjelaskan pelaksanaaan vaksinasi nakes serta sejumlah
alasan dilakukannya penundaan vaksin dan tidak diberikan vaksin
“Jumlah sasaran
vaksinasi sebesar 645 orang, jumlah yang mengikuti screening sebanyak
201 orang pada hari pertama, 200 orang pada hari kedua dan 211 orang pada hari
ketiga, jadi total yang mengikuti screening itu 612 orang. Jumlah penerima
vaksin pada hari pertama 156 orang, hari
kedua 158 orang dan hari ketiga 185 orang, jadi total penerima vaksin untuk
RSUD Polewali sebanyak 499 orang. Kemudian jumlah yang dilakukan penundaan
vaksin itu pada hari pertama 37 orang, hari kedua 30 orang dan hari ketiga 20
orang jadi jumlahnya sebanyak 87 orang. Jumlah yang tidak diberikan vaksin itu ada 30 orang” ungkap Anita.
“Adapun alasan
penundaan vaksin untuk RSUD, penundaan dilakukan ketika pada saat dokter screening
itu ada gejala yang didapatkan, hipertensi tekanan darah lebih atau sama dengan
140 per 90, kemudian ada riwayat DM, ada benjolan pada leher, ada yang
prediksinya kemungkinan hamil karena belum haid. Kemudian untuk vaksin yang
tidak diberikan sesuai screening tdak diberikan pada orang hamil, ibu
menyusui, kemudian petugas yang pernah terinfeksi COVID ataupun yang sementara
terinfeksi COVID, pasien hipertiroid, asma, jantung koroner dan program hamil”ujar Anita.
Direktur RSUD
menyampaikan pula bahwa terdapat 19
orang mengalami KIPI yaitu Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi pada 30 menit pertama dengan kategori ringan.
Selanjutnya terdapat 2 orang yang sedang dirawat karena mengalami gejala 6-8
jam post vaksinasi.
“Untuk KIPI
kejadian post vaksinasi, itu ada 19 orang yang pulang dengan KIPI,
artinya dia mengalami kejadian ikutan post vaksinasi. Gejala yang mereka
alami itu pusing, mual, keram dan muntah. Kemudian untuk gejala berat setelah
vaksinasi sesuai dengan juknis vaksinasi, alhamdulillah 30 menit pertama
itu tidak didapat gejala berat, gejala
berat yang dimaksud itu Syok Anafilaktik. Selama kami di
Rumah sakit melaksanakan program vaksinasi, kami menyiapkan sesuai SOP tetap diobservasi untuk tahap awal
screening itu dilakukan oleh Dokter Spesalis Penyakit dalam 2 orang kemudian
Dokter Syaraf 1 orang. Tujuannya agar supaya hasil screening ini lebih
memperdalam bahwa betul-betul petugas memang lolos untuk dilakukan vaksinasi.
Jadi untuk kejadian post vaksinasi kami masih berada di gejala ringan.
Observasi pun dilakukan oleh Dokter Anastesi dengan petugas observasi sebanyak
10 orang dan melihat gejala yang muncul 30 menit pertama setelah vaksinasi,
kemudian diberikan juga kontak person yang bisa dihubungi ketika setelah di
rumah masih ada gejala yang dirasakan. Rumah sakit sekarang merawat 2 orang
karena gejala yang post vaksinasi gejala yang terjadi 6-8 jam post
vaksinasi”ungkap Direktur.
Lebih lanjut direktur RSUD berpesan kepada penerima vaksin untuk menyampaikan informasi secara jelas, benar dan tidak ditutupi kepada dokter atau petugas yang melaksanakan screening vaksinasi COVID19 untuk mencegah terjadinya gejala ikutan pascavaksinasi. Disampaikan pula, vaksinasi dilakukan pada penerima vaksin yang telah lolos proses screening.
“Saya berpesan,
bahwa apabila kita akan melakukan vaksinasi, maka yang akan divaksin itu betul
betul memberikan informasi yang jelas, tidak ada yang ditutup-tutupi kepada
dokter atau petugas yang melakukan screening, karena di form screening
itu ada 16 pertanyaan terkait riwayat penyakit yang diderita oleh orang yang
akan divaksinasi, dan diharapkan yang diberikan informasi betul-betul akurat
dan jangan ditutupi karena akan sangat bermasalah post vaksinasi itu ada
gejala. Untuk screening hipertensi tekanan darah tidak ada masalah
karena pasti diperiksa, tapi dari keterangan-keterangan yang diminta itu mungkin yang kita harus jelas
menyampaikan apa adanya dan yang betul-betul benar”ujar Direktur.
“Vaksinasi merupakan
program yang kita bisa mencegah dengan meningkatkan kekebalan tubuh, kami di
RSUD Polewali ini, petugas dianjurkan untuk melakukan vaksinasi tetapi tidak
diwajibkan , karena ketika pada saat screening, petugas tersebut tidak
lolos screening maka vaksinasi tidak diberikan”terang Direktur.
Vaksinasi COVID-19 merupakan upaya kita bersama dalam
penanganan pandemi COVID-19 yang menyeluruh dan terpadu untuk mengurangi
transmisi atau penularan COVID-19, menurunkan angka kesakitan dan kematian
akibat COVID-19 serta mencapai kekebalan kelompok di masyarakat serta
melindungi masyarakat dari COVID-19 agar tetap produktif secara sosial dan
ekonomi.
Tim Warta KominfoSP Polewali Mandar