JANGAN BERIKAN IKAN, TETAPI BERIKANLAH KAILNYA..!

By Admin Warta Kominfo 17 Mar 2024, 08:54:24 WIB Dunia Islam
JANGAN BERIKAN IKAN, TETAPI BERIKANLAH KAILNYA..!

JENDELA RAMADHAN (6)
DR.Aco Musaddad HM.
Kepala Dinas Kominfo SP Polewali Mandar dan Pengurus Dewan Mesjid (DMI) Polewali Mandar.
_______________________

JANGAN BERIKAN IKAN, TETAPI BERIKANLAH KAILNYA..! 

Pepatah kuno "Jangan berikan ikan, tetapi berikanlah kailnya" sering kita dengarkan, tentunya pepatah ini memberikan pesan agar kita memberikan bantuan kepada seseorang yang bisa tepat guna. Apalagi saat ini banyak bantuan pemerintah digelontorkan ke masyarakat, jangankan tepat guna tapi bahkan tidak tepat sasaran.
Pepatah kuno tersebut sangat relevan untuk diaplikasikan dalam kondisi sekarang. Diibaratkan jika kail pancing yang diberikan orang yang dibantu bisa mandiri, bisa memancing dan mencari ikan sendiri. Tetapi sebaliknya jika ikan yang diberikan, ikannya habis akan habis pula bantuan yang diterima dan tentunya akan meminta lagi dan seterusnya. 
Hal tersebut sejalan apa yang telah dilakukan Rasulullah SAW. Tatkala kala beliau didatangi seorang peminta-minta (pengemis) dari golongan Ansar, Rasulullah SAW tidak langsung memberikan sedekah atau bantuan kepada pengemis tersebut, tetapi beliau mengajak dialog. "Adakah sesuatu yang engkau miliki di rumahmu"? Demikian Rasulullah bertanya kepada pengemis tersebut. Pengemis itu menjawab, "Ada Ya Rasulullah, yaitu selembar pakaian dan sebuah canteng yang biasa saya pakai untuk minum", silahkan bawa pakaian dan cantengmu ke hadapan saya! Kata Rasulullah SAW. Maka pengemis itupun pulang ke rumahnya dan membawa satu lembar pakaian dan cantengnya dan langsung diserahkan ke Rasulullah SAW. Lalu Rasulullah SAW memanggil para sahabatnya dan menyampaikan, "Adakah diantar kali yang mau membeli satu buah pakaian dan canteng ini"? Lalu ada sahabat yang menyanggupi dengan harga 1 Dirham, lalu Rasulullah SAW bertanya lagi, "Apa ada yang lebih di atas tawarannya" ? Kemudian sahabat yang lainnya ada yang menyanggupi membayar dengan harga 2 Dirham. Saat itulah Rasulullah SAW memanggil pengemis tersebut dan menyerahkan uang 2 Dirham kepadanya. Lalu Rasulullah SAW menyampaikan supaya 1 Dirham digunakan untuk membelikan makanan keluarganya, dan 1 Dirham digunakan untuk membeli Kapak. Rasulullah SAW menyampaikan supaya kapak itu digunakan untuk mencari kayu bakar lalu dijualnya di pasar dan jangan menemui saya kata Rasulullah SAW selama 2 pekan. Pengemis itu kemudian menjalankan perintah Rasulullah SAW dan persis 2 pekan kemudian, pengemis tersebut mendatangi Rasulullah SAW, dan melaporkan bahwa ia telah menjual kayu bakar dan kini ia memiliki uang 10 Dirham. Lantas Rasulullah SAW tersenyum lalu mengatakan itu lebih baik darimu dari pada kamu meminta-minta. Dari kisah ini dapat ditarik kesimpulan bahwa tatkala Rasulullah SAW didatangi pengemis untuk meminta sedekah, tentunya beliau memperhatikan potensi dari pengemis tersebut, ia adalah seorang laki-laki dan masih kuat bekerja dan Rasulullah SAW melihat potensi pasar di kota Madinah yang membutuhkan penjual kayu bakar. Sehingga Rasulullah SAW mengambil sikap untuk memberdayakan pengemis tersebut dengan memberikannya peluang kerja dengan menggunakan modal sendiri.
Dalam konteks saat ini, memberikan bantuan kepada orang lain agar dapat mandiri sangat diharapkan, bantuan semacam ini sangat sejalan dengan tuntutan Rasulullah SAW dan pedoman bangsa kita. Sesuai dengan nilai-nilai falsafah bangsa yang tertuang dalam butir ke 5 Pancasila "Keadaan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia" sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW memberikan kapak kepada pengemis, tak ubahnya memberikan alat produksi, tentunya pemerintah sebaiknya banyak memberikan alat produksi bagi orang yang tidak mampu disinergikan dengan program-program pelatihan atau keterampilan, dengan demikian pengentasan kemiskinan dapat lebih terealisas dengan baik.




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook